Islam itu sumber kebahagiaan. Setiap syariatnya membentuk ketenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan seringka...
Islam itu sumber kebahagiaan. Setiap syariatnya membentuk ketenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan seringkali muncul dari orang-orang terdekat kita sehingga tanpa keliling duniapun kita sudah merasa sejuk dan bahagia.
Coba amati perasaan hati ketika kita melihat anak kecil yang masih imut-imut belajar mengaji dengan muka penuh semangat. Tatkala si gadis kecil sedang belajar memakai jilbab dan enggan bila jilbabnya dilepas. Si dedek kecil bermain sambil melantunkan hafalan Qurannya. Sang istri yang shalihah, bekerja seharian mengurus pekerjaan rumah tangga, namun tatkala suaminya datang ia berubah bak bidadari mencoba menutupi rasa lelahnya sambil tersenyum manis dihadapan suami. Jujur, melihat mereka semua hati kita menjadi bahagia, menyejukkan lagi mententramkan.
asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
“Qurratul ‘Ain (Penyejuk Mata), yaitu kamu MELIHAT putra putrimu berakhlaq dengan amal-amal shalih. …
Coba amati perasaan hati ketika kita melihat anak kecil yang masih imut-imut belajar mengaji dengan muka penuh semangat. Tatkala si gadis kecil sedang belajar memakai jilbab dan enggan bila jilbabnya dilepas. Si dedek kecil bermain sambil melantunkan hafalan Qurannya. Sang istri yang shalihah, bekerja seharian mengurus pekerjaan rumah tangga, namun tatkala suaminya datang ia berubah bak bidadari mencoba menutupi rasa lelahnya sambil tersenyum manis dihadapan suami. Jujur, melihat mereka semua hati kita menjadi bahagia, menyejukkan lagi mententramkan.
asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
“Qurratul ‘Ain (Penyejuk Mata), yaitu kamu MELIHAT putra putrimu berakhlaq dengan amal-amal shalih. …
Firman Allah Ta’ala, “(Wahai Rabb kami karuniakanlah kepada kami isteri dan keturunan sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami sebagai pimpinan orang-orang yang bertaqwa.)”
Yakni keturunan yang bisa menyejukkan mata, karena kondisi mereka sebagai ANAK-ANAK yang MENTAATI ALLAH dan ISTIQAMAH di atas SYARI’AT-NYA. Demikian pula suami-isteri. Seorang suami apabila melihat isterinya di atas ketaatan kepada Allah, maka itu menyejukkan matanya. Juga, seorang isteri mukminah apabila melihat suaminya di atas ketaatan kepada Allah, maka itu menyejukkan matanya. Suami yang yang shalih adalah qurratu ‘ain bagi isterinya. Isteri shalihah adalah qurratu ‘ain bagi suaminya yang mukmin. Anak-anak yang shalih adalah qurratu ‘ain bagi ayah dan ibu mereka, serta karib kerabatnya yang mukminin dan mukminat.
Kitab Akhlaq al-Mu’minin wa al-Mu’minat, hal. 6
Semoga dengan tulisan singkat ini menyadarkan kita bahwa sumber kebahagiaan bukanlah harta ataupun kedudukan, melainkan lapangnya hati untuk menjalankan syariat-Nya. Sungguh mengagumkan wal hamdulillah.
Referensi : Manhajul anbiya'
KOMENTAR