Himpitan Kubur yang Sangat Menyiksa

Nasihat Himpitan Kubur yang Sangat Menyiksa, himpitan kubur bagi semua mayit?

Himpitan Kubur yang Sangat Menyiksa

Nasihat Al Ustadz Usamah Mahri, Lc

Dengarkan audionya di bawah ini

HIMPITAN KUBUR BAGI MAYYIT, APAKAH TERJADI PADA SEMUA ORANG MATI?

Mufti: al-Imam Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:

"Hadits sahabat yang menghadiri jenazahnya 70 ribuan malaikat, ketika penguburannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:"Sungguh dia telah dihimpit dengan sebuah himpitan yang kalau seandainya ada satu orang yang selamat darinya, niscaya akan selamat dari himpitan itu Sa'd bin Mu'adz" apakah ini terjadi pada kita semua atau tidak?"

Jawaban:

"Adapun (kisah) kejadian 70 ribu malaikat menghadiri jenazahnya, kisah ini aku tidak mengetahuinya. Adapun kejadian himpitan kubur tersebut, maka beliau adalah Sa'ad bin Mu'adz-radliyallahu 'anhu-pemimpin suku Aus. Kisahnya bersama Bani Quraizhah sangat terkenal. Yang mana mereka menjalin aliansi dengannya ketika mereka (Yahudi Bani Quraizhah) mengkhianati Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Maka beliau  (Nabi shallallahu alaihi wa sallam) memerangi dan mengepung mereka lebih dari 20 malam. Ketika mereka merasa lelah dengan pengepungan tersebut, mereka meminta agar (keadaan mereka) diputuskan berdasarkan hukum Sa'ad bin Mu'adz. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan apa yang mereka minta.

Dan saat itu Sa'd radliyallahu 'anhu berada di dalam kemah beliau di dalam masjid karena urat lengan beliau yang terluka dan mengalirkan darah. Dia tertimpa (luka tersebut) di saat perang Ahzab. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membangun kubah-yaitu kemah-di masjid agar beliau bisa mengunjunginya lebih dekat.

Dan beliau radliyallahu'anhu ketika mendengar bahwasanya Bani Quraizhah-yang mereka adalah sekutunya-telah melanggar perjanjian, berdoa:"Ya Allah, janganlah Engkau matikan aku hingga mataku merasa sejuk dengan mereka." Yakni agar bisa menghukum mereka karena telah mengkhianati perjanjian.

Setelah itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus (utusan) kepadanya. Beliau berkata kepadanya:"Sesungguhnya sekutumu ingin agar diputuskan (hukuman) berdasarkan keputusanmu." Maka Sa'd radliyallahu 'anhu datang dari Masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam ke tempat Bani Quraizhah dengan mengendarai keledai. Ketika dia sampai, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:"berdirilah untuk pemimpin kalian."

Maka mereka pun berdiri. Dia pun turun (dari keledai). Lalu berkumpullah para pembesar Yahudi di sekitar Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam rangka Sa'd bin Mu'adz memutuskan hukum untuk mereka.

Dan Yahudi Bani Quraizhah mengharapkan agar Sa'd menghukumi mereka seperti Abdullah bin Ubay menghukumi Yahudi Bani Nadhir. Tetapi berbeda antara Abdullah bin Ubay yang merupakan pemimpin kaum munafikin dengan Sa'd bin Mu'adz radliyallahu 'anhu. Ketika mereka telah hadir, dia berkata:"apakah keputusanku berlaku untuk kalian semua?" Mereka menjawab:"Ya." Dia berkata kembali:"Dan atas siapapun yang ada disini?" Dia tidak menyebut (apakah berlaku) kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan ini di antara adab sopan santunnya (kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam).

Dia tidak berkata keputusanku berlaku kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tetapi dia menyatakan:"berlaku kepada siapapun disini?" Lalu dia berkata:"Aku menghukumi mereka, agar orang-orang yang ikut berperang dibunuh dan perempuan serta anak-anak mereka ditawan." Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:"Sungguh engkau telah menghukum mereka dengan hukum Allah dari atas tujuh langit." Kemudian keputusan itu pun diberlakukan. Dibunuhlah para prajurit perang sedangkan wanita dan anak-anak mereka ditawan.

Setelah itu, darah dari luka Sa'd bin Mu'adz semakin deras mengalir. Lalu beliau radliyallahu 'anhu pun meninggal. Beliau tetap hidup hingga Allah mengabulkan doanya. Allah menyejukkan matanya dengan Bani Quraizhah hingga hukum terhadap mereka diputuskan melalui tangannya. Ketika dia telah memutuskan dan urusan mereka telah selesai, darahnya semakin mengucur deras, lalu beliau wafat radliyallahu 'anhu. Telah datang riwayat dalam Kitab Shahih (Bukhari dan Muslim) bahwa 'Arsy Allah berguncang karena kematian Sa'd bin Mu'adz. Allahu Akbar! Berkata Hassan bin Tsabit radliyallahu 'anhu tentang hal tersebut:

Tidaklah 'Arsy Allah berguncang karena kematian seseorang
Yang kami dengar beritanya kecuali karena (kematian) Sa'd Abu Umar. Adapun terkait himpitan kubur, telah diriwayatkan bahwa kubur menghimpit beliau radliyallahu 'anhu. Akan tetapi sejauh yang aku yakini bahwasanya hadits itu lemah. Karena hadits-hadits yang shahih menunjukkan bahwasanya seseorang jika telah ditanya oleh dua malaikat dan dia menjawab dengan benar, maka kuburnya pun dilapangkan. Tetapi kalaupun hadits itu shahih, maka maknanya bahwasanya kubur menghimpitnya di awal masuknya. Lalu (setelahnya) dilapangkan untuk beliau.

Dan telah disebutkan bahwasanya himpitan kubur bagi seorang mukmin seperti pelukan ibu yang penyayang kepada putranya. Yakni bukan himpitan yang menyakitkan atau mengganggu. Kami memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kami dan kalian termasuk golongan orang-orang yang berbahagia."

Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)

Kanal Telegram: https://telegram.me/salafysitubondo