Biografi Ummu Amarah, Mujahidah Tangguh

SHARE:

Biografi Ummu Amarah radhiyallahu anha, Mujahidah Tangguh Pembela Rasulullah.

UMMU AMARAH MUJAHIDAH WANITA TANGGUH

Biografi Ummu Amarah, Mujahidah Tangguh
Biografi Ummu Amarah, Mujahidah Tangguh
Sosok wanita yang masyhur dengan keberanian dan kesabaran. Terlalu banyak keutamaan yang beliau miliki. Sagatlah sulit mendapatkan wanita yang memiliki keutamaan sebanding dengannya.

Nama lengkapnya adalah Ummu Amarah Nusaibah bintu Kaab bin Amr bin Auf bin Mabdzul bin Amr bin Ghanam bin Mazin bin Najjar Al Khazraji Al Anshariyyah radhiyallahu anha. Beliau lebih masyhur dengan kuniah beliau.

Ibunya adalah Ar Rabbah bintu Abdillah bin Habib bin Abdi Haritsah bin Malik bin Ghadhab bin Jusyum bin Khazraj. Beliau termasuk wanita dari Bani Najjar yang masih memiliki kekerabatan dengan Rasulullah dari jalur ibu.

Rasulullah juga menyinggahi tempat mereka pertama kali saat beliau hijrah. Ummu Ammarah memiliki dua saudara laki-laki. Mereka adalaha Abdullah bin Kaab Al Maazini, salah seorang sahabat Nabi ahli Badar, dan Abdurrahman bin Kaab, salah seorang dari tujuh sahabat yang menangis karena tidak mampu ikut serta dalam perang Tabuk.

Beliau termasuk wanita yang baik pergaulannya dengan suaminya. Dalam hidupnya, beliau menikah dua kali. Suaminya yang pertama adalah Zaid bin Ashim Al Anshari, salah seorang sahabat yang mengikuti baiat Al Aqabah dan Perang Badar.

Dari suami ini lahirlah dua pahlawan Islam. Yang pertama adalah Habib bin Zaid yang menjadi utusan Rasulullah kepada Musailamah saat dia mengikrarkan kenabian. Lalu terjadilah dialog yang menyebabkan Musailamah murka kepadanya dan memotong ujung-ujung anggota badan beliau, kemudian melemparkannya ke api hingga wafat. Habib bin Zaid adalah seorang sahabat yang kokoh keimanannya.

Yang kedua adalah Abdullah bin Zaid yang membunuh Musailamah dengan pedangnya setelah Musailamah dilempar dengan tombak oleh Wahsy. Beliau, suami beliau serta kedua anak beliau (Habib dan Abdullah) adalah sahabat yang ikut serta dalam bai'at Aqabah kedua.

Setelah pernikahan dengan Zaid, beliau kemudian menikah dengan Ghaziah bin Amr. Beliau juga seorang sahabat yang turut dalam baiat Aqabah. Lahir dalam pernikahan ini anak bernama Dhamrah yang meninggal dalam perang Jisr (perang yang terjadi di tepi sungai Eufrat  melawan Persia) dan Khaulah.

Ada satu lagi nama anak beliau yaitu Tamim, namun dikhilafkan apakah ia putra dari suami pertama ataukah kedua.

KEISLAMAN

Beliau adalah salah satu wanita negeri Madinah yang paling awal masuk Islam. Beliau adalah wanita yang memiliki keikhlasan, keberanian dan ketabahan dalam membeli agama.

Diantara yang menampakkan kesabaran beliau adalah saat datang kabar tentang kematian anak beliau Habib bin Zaid, beliau mengatakan :

لِمِثْلِ هَذَا أَعْدَدْتُهُ وَعِنْدَ اللَّهِ احْتَسَبْتُهُ

"Untuk inilah aku persiapan dia, dan di sisi Allahlah aku mengharapkan pahalanya".

Tercatat bahwa beliau dan Ummu Mani' Asma' bintu Amr dari Bani Salamah adalah dua wanita Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam baiat Aqabah kedua. 

Beliau turut serta bersama suami dan anak-anaknya dalam mengikuti Perang Uhud. Di awal peperangan beliau sebagai barisan yang mengobati  dan yang memberi air minum bagi para pasukan yang terluka.

Namun, saat kaum muslimin terdesak dalam Perang Uhud, beliau bersama dengan suami dan anak-anaknya menjadi pasukan tempur untuk melindungi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang terdesak.

Dalam perang ini, beliau tertimpa luka-luka sebanyak lebih dari sepuluh tempat baik karena lemparan panah atau tebasan pedang.

Salah satu luka yang terdalam dan terparah adalah tikaman Ibnu Qamiah, seorang musyrikin yang merupakan pasukan berkuda untuk menyerang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Ummu Ammarah pun mendapat tikaman tersebut pada bagian pundak beliau. Maka saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat keadaan Ummu Ammarah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada anak beliau :

أُمُّكَ أُمُّكَ، إِعْصِبْ جَرْحَهَا بَارَكَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ مِنْ اَهْلِ الْبَيْتِ مَقَامُ اُمُّكَ خَيْرٍ مِنْ مَقَامِ فُلَانِ وَفُلَانٍ رَحِمَكُمُ اللَّهُ أَهْلَ الْبَيْتِ

"Ibumu, ibumu, tutuplah lukanya. Barakah Allah atas kalian wahai ahli bait, kedudukan ibumu lebih baik daripada kedudukan fulan dan fulan, semoga Allah merahmati kalian wahai ahli bait."

Dalam peristiwa ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendoakan mereka yang terluka agar menjadi teman-teman dekat beliau di surga. Setelah doa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ini, beliau mengatakan :

"Aku tidak peduli dengan apapun yang menimpaku di dunia"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga pernah berkata tentang Ummu Ammarah, sebagaimana riwayat Abdullah bin Umar, aku mendengar Rasulullah shallallau alaihi wasallam mengatakan pada hari Uhud :

مَا أُبَالِي مَا أَصَابَنِي مِنَ الدُّنْيَا

"Tidakkah aku menoleh ke kanan tidak pula ke kiri kecuali melihatnya (Ummu Ammarah) bertempat di hadapan (membela)ku"

Beliau juga turut serta dalam perang melawan Bani Quraidhah dan Perang Khaibar. Turut serta pula dalam baiat Ridwan yang isinya adalah sumpah mati demi membela sahabat Utsman yang tertahan oleh Quraisy.

Beliau juga turut serta dalam pertempuran Hunain. Pada awal pertempuran, kaum musyrikin bisa memukul mundur pasukan muslim. Tinggal tersisa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan segelintir dari pasukan yang terus bertahan di sekeliling Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di antara yang bertahan, tetap teguh di tengah serangan bertubi-tubi adalah Ummu Ammarah radhiyallahu 'anha.

Setelah meninggalnya Rasulullah shallahu alaihi wasallam, muncullah gerakan pemurtadan pada sebagian kabilah Arab. Banyak kabilah yang menggaangggap bahwa dengan meninggalnya Rasulullah shallallhu alaihi wasallam berarti selesailah urusan Islam, dan bolehnya untuk berlepas dari jamaah kaum muslimin. Maka, di bawah bendera khalifah Abu Bakar terjadilah peperangan melawan orang-orang yang murtad.

Ummu Ammarah pun meminta izin kepada Abu Bakar untuk turut bergabung di bawah komando Khalid bin Walid dalam memerangi Bani Tamim dan Bani Hanifah, dua kabilah yang murtad dari Islam saat itu.

Saat terjadinya pertempuran tersebut, umur beliau telah mencapai enam puluh tahun lebih. Beliau bersumpah untuk tidak meletakkan pedangnya hingga terbunuhnya Dajjal dari Hanifah (Musailamah).

Pada peperangan memenangi Bani Hanifah dalam perang Yamamah, tangan beliau terpotong saat hendak menuju Musailamah yang ada di dalam kebun.

Maka Khalid bin Walid pun mengirim kepadanya dokter yang mengobatinya dengan cara memasukkan luka tersebut pada minyak yang mendidih..

Beliau adalah wanita yang mendapat perhatian khalifah Abu Bakar, dimana beliau selalu bertanya-tanya tentang kabarnya.

Selain ebagai wanita mujahidah, tercatat dari beliau beberapa hadis yang beliau riwayatkan. Di antara murid beliau adalah Anas bin Malik, Muhammad bin SIrin, dan Hafshah binti Sirin, dan beberapa orang lagi.

Beliau meninggal setahun setelah pertempuran Yamamah karena luka-luka yang dideritanya. Di awal masa kekhalifahan Umar bin Al Khaththab radhiyallahu anhu di tahun ke tiga belas hijriyyah. Beliau dimakamkan di perkuburan Baqi'. Semoga Allah meridhainya. [Ustadz Hammam]


Sumber : Majalah Tashfiyah Edisi 93 Vol 08 1441 H / 2019 M

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,230,Akhirat,22,Akhwat,107,Anak Muda dan Salaf,220,Anti Teroris,2,Aqidah,276,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,85,Cerita,62,Cinta,10,Dakwah,43,Doa Dzikir,64,Ebook,15,Fadhilah,68,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,337,Ghaib,16,Hadits,167,Haji-Umroh,15,Hari Jumat,31,Hari Raya,3,Ibadah,43,Info,79,Inspiratif,37,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,234,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,279,Kitab,6,Kontemporer,152,Manhaj,175,Muamalah,46,Nabi,19,Nasehat,621,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,152,Renungan,92,Ringkasan,100,Sahabat,68,Sehat,26,Sejarah,50,Serial,3,Shalat,154,Syiah,25,Syirik,14,Tafsir,47,Tanya Jawab,586,Tauhid,52,Tazkiyatun Nafs,105,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,142,Tweet Ulama,6,Ulama,84,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,10,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Biografi Ummu Amarah, Mujahidah Tangguh
Biografi Ummu Amarah, Mujahidah Tangguh
Biografi Ummu Amarah radhiyallahu anha, Mujahidah Tangguh Pembela Rasulullah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq1ywIVS3OfuFDY90YtvqCDmMMBhITUQLtNPscIdJhyBYH4G7fS7WDLyZif227aci10eKVYc79xrfikw4ODZWuWDQEwWqJ-r2AunhfXjNHGdvAPBdhGYPEUPC62Y3_swctyuLDPF4lBe_R/s320/ummu+ammarah+mujahidah+tangguh.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq1ywIVS3OfuFDY90YtvqCDmMMBhITUQLtNPscIdJhyBYH4G7fS7WDLyZif227aci10eKVYc79xrfikw4ODZWuWDQEwWqJ-r2AunhfXjNHGdvAPBdhGYPEUPC62Y3_swctyuLDPF4lBe_R/s72-c/ummu+ammarah+mujahidah+tangguh.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2020/04/biografi-ummu-amarah-mujahidah-tangguh.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2020/04/biografi-ummu-amarah-mujahidah-tangguh.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy