DOWNLOAD REKAMAN AUDIONYA Point - Point Inti Faedah Daurah Akbar Surabaya 1 Sesi pertama, bersama : Ustadz Abu Abdillah Afifuddin As Sidawy...
Point - Point Inti Faedah
Daurah Akbar Surabaya 1
Sesi pertama, bersama :
Ustadz Abu Abdillah Afifuddin As Sidawy hafidzhohullah ;
1. Keamanan dan kemajuan bangsa tugas kita semua, laki laki dan perempuan, tua dan muda, rakyatnya dan pejabatnya. Semua wajib mengambil peran masing-masing dalam memakmurkan negara ini sembari bekerjasama dan bertaawun dengan pemerintah kita dalam mewujudkan keamanan dan kemakmuran di negeri ini... Karena kita semua sama2 memiliki cita cita yang sama : menjadikan negeri kita negeri Indonesia sebagai negeri yang thoyyibah aaaminan muthmainnah. Bahkan, negara yang aman merupakan impian para nabi dan rasul dan para salaf sholih. Bahkan, Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam menjadikan negeri yang aman menjadi salah satu dri 3 inti kenikmatan dunia, yaitu ;
- Keamanan di negeri dan tempat tinggalnya.
- Kesehatan dalam jasmani dan rohaninya.
- Memiliki makanan dan minuman untuk hari itu.
2. Negara yang aman syaratnya ada dua : beriman dan bertakwa dengan mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Anjuran kepada penduduk negeri agar beriman dan bertakwa supaya mendapatkan barokah dari langit dan barokah dari bumi.
4. Janji Allah yang akan didapat dari penduduk negeri yang beriman dan beramal sholih serta bertauhid tanpa syirik :
- Memenangkan agama Islam yang merek peluk di atas agama- agama yang lain.
- Dijadikan pemimpin yang berkuasa di muka bumi.
- Keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan merata di setiap tempat tanpa adanya rasa takut.
5. Ancaman bagi penduduk negeri yang kufur akan diganti kemakmuran negerinya dengan ketakutan yang mencekam dan keterpurukan ekonomi
6. Elemen penting yang harus memiliki andil terbesar dan peran penting dalam menjaga keamanan dan kemakmuran negeri adalah para pemuda dan para pemudi. Karena ;
- Pemudalah yang akan meneruskan estafet perjuangan dakwah, estafet perjuangan negara dan bangsa
- Pemuda adalah sosok yang memiliki potensi secara fisik spiritual, dan hal-hal lain.
- Jangan lupa sejarah panjang negara kita negara Indonesia! Itu diisi oleh perjuangan para pemuda dan pemudi.
7. Menjadi pemuda kebanggaan bangsa dan agama dengan dua hal ;
- Melakukan hal-hal positif yang berkaitan dengan kebaikan untuk masyarakat, agama, maupun bangsa dan negaranya. Berupa amalan sholih ataupun urusan-urusan duniawi yang bersifat mubah namun membawa kemaslahatan untuk banyak pihak.
- Menghindari semua kelakuan negatif yang bisa menimbulkan kerusakan untuk dirinya, keluarganya, hal-hal yang melanggar aturan-aturan agamanya maupun melanggar tatanan masyarakat dan bangsanya.
8. Menghindari dan menjauhi pemuda pemudi yang rusak yang menjadi penyakit masyarakat ataupun pemuda pemudi yang 'angin-anginan'. Kadang baik maa syaa Allah, dan kadang error wal iyadzu billah.
9. Hasungan untuk infak, shodaqoh dengan harta, dan mendoakan teman2 kita di Sumatera sana, para korban bencana banjir Sumatera, karena walhamdulillah kita bahagia di sini, mari kita bagi kebahagiaan kita dengan mereka yang masih mencoba menata hidup mereka kembali setelah terjadinya bencana.
10. Jangan lupa juga untuk melangitkan doa-doa terbaik untuk pemerintah kita semua dan negeri ini, negeri Indonesia!
Wallahu a'lam bish showab
--------------
Sesi kedua, bersama :
Ustadz Usamah bin Faishol Mahri, Lc. hafidzhohullah ;
1. Keamanan merupakan karunia yang sangat berharga dari Allah kepada para hamba-Nya. Karena rasa aman merupakan partner penting keimanan dan tauhid.. Tanpa keamanan, ibadah dan amalan-amalan sholih tidak akan bisa tercapai.
2. Karena keamanan dan rasa aman berasal dari Allah, maka perlu kita berdoa memohon kepada Allah agar melanggengkan keamanan dalam negeri kita, bangsa kita, dan lingkungan kita. Doa merupakan senjata utama seorang muslim... Namun, bukan semata dengan doa, tapi perlu kita memohon rasa aman kepada Allah dengan mengamalkan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
3. Di antara penyebab dan penyokong rasa aman itu ada dan tidak hilang :
- Doa dan memohon kepada Allah agar senantiasa menganugerahkan rasa aman kepada kita semua.
- Amal sholih, beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan meninggalkan larangan-larangan Allah.
- Merealisasikan Tauhid untuk Allah semata dan meninggalkan syirik dan kekafiran.
- Tidak terburu buru dalam menyebarkan berita2 buruk dan hoax karena bisa merusak rasa aman di tengah-tengah masyarakat.
- Taat dan patuh kepada pemerintah kita saat semangat dan malas, dalam suka dan duka, meski kita merasa terzholimi oleh mereka, selama perintah mereka tidak melanggar syariat agama Islam.
- Semua elemen masyarakat mau untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam menjaga keamanan negeri ini.
- Bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah terhadap nikmat keamanan ini, karena rasa aman ini juga ada dengan sebab jasa dan usaha mereka. Tidak Mencela mereka meskipun mereka memiliki banyak kekurangan di sana sini. Karena selama ada pemerintah itu jauh lebih baik dam lebih aman dibandingkan tidak ada pemerintahan sama sekali. Maka , wajib bagi kita semua bersabar atas kekurangan dan kejelekan pemerintah tanpa memberontak kepada mereka sembari terus mendoakan pemerintah dengan doa-doa kebaikan.
- Berdakwah dan menyebarkan kemurnian agama Islam, karena dalam syariat Islam hanya ada kebaikan untuk pribadi muslim masing-masing dan kebaikan untuk agama, bangsa, dan negara.
- Tidak mengganggu dan merusak hak-hak orang lain, baik dalam hal harta, darah, dan kehormatan. Dan menghindari semua hal-hal negatif yang berpotensi merusak keamanan negeri ini.
4. Menaati pemerintah merupakan perkara urgent dan fundamental, karena ;
- Merupakan wasiat dan perintah dari Allah dalam Al Quran.
- Sebagai wasiat dan ajaran dari Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya.
- Salah satu penyebab langgengnya keamanan dalam sebuah negeri.
- Taat dan patuh kepada pemerintah merupakan ibadah dan dinilai pahala, meskipun pada aturan-aturan urusan duniawi yang bersifat mubah namun mengandung kemaslahatan bersama.
5. Jangan lupa arahkan doa-doa terbaik kita kepada para penguasa, karena baiknya penguasa adalah sebab baiknya negeri, biidznillah.
Wallahu a'lam bish showab
------------------
Sesi ketiga, bersama :
Ustadz Muhammad bin Umar as Seweed hafidzhohullah ;
1. Cita-cita kita bersama adalah mewujudkan negeri ini menjadi : Baldatun Thoyyibah wa Rabbun Ghofur. Negara yang adil dan makmur.
2. Dua unsur penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah : ulama' dan umaro'.
- Ulama' : Orang-orang yang memiliki ilmu yang diajarkan oleh Allah dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dalam hadis-hadis yang shohih. Menaati mereka sebab keselamatan di akherat nanti.
- Umaro' : para penguasa yang memegang urusan pemerintahan dan politik di negeri tersebut. Menaati mereka merupakan sebab keselamatan di dunia ini.
√ Menaati keduanya menjadi sebab terwujudnya baldatun thoyyibah wa rabbun ghofur dan sebab keselamatan di dunia dan akherat kelak.
3. Kewajiban bagi segenap rakyat adalah mengenali kedudukan kedua pihak tersebut (ulama' dan umaro'), menaati mereka, memuliakan dan menghormati mereka, serta mendudukkan mereka pada kedudukan yang pantas untuk mereka, tidak lebih dan tidak kurang.
4. Baiknya negara ini jika kedua pihak tersebut saling bekerjasama dan berperan pada bidangnya masing-masing.
- Ulama' : mengingatkan manusia dengan dalil-dalil syar'i dan mengatur urusan-urusan agama sesuai dengan bimbingan Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dan para salaf sholih, menganjurkan manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kejelekan, mengajarkan ilmu agama dan mendakwahkannya, menasihati rakyat dan penguasa dengan hikmah dan akhlaqul karimah.
- Umaro' : mengatur kebijakan duniawi dan menegakkan hukum dengan adil, mengayomi masyarakatnya, memberikan kedamaian, ketentraman, dan keamanan bagi rakyatnya, menetapkan keputusan-keputusan di dalam dan luar negeri.
5. Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan. Agama adalah pondasinya dan kekuasaan adalah penjaganya. Sesuatu tanpa pondasi akan hancur dan sesuatu yang tidak dijaga akan rusak.
6. Tidak menaati mereka sebab rusaknya negara ini, rusaknya masyarakat disebabkan karena rusaknya pemerintah dan rusaknya pemerintah dikarenakan rusaknya ulama'.
7. Ulama', para da'i, kiyai, atau ustadz tidak berhak menghukumi dan menimpakan balasan secara fisik, kalau ada yang melakukan itu berarti dia telah keluar dari ranahnya, karena tugas ulama adalah menyampaikan dengan jelas, mengutarakan dengan gamblang, mengajak, dan menganjurkan. Demikian pula sebaliknya, pemerintah atau penguasa yang mengharomkan perkara yang halal, menghalalkan hal-hal yang harom, atau merubah ketentuan agama Islam dan dalil-dalilnya, maka dia telah keluar dari ranahnya.
8. Kerjasama dan ta'awun antara para penguasa (umaro') dan ulama' sangat berperan penting dalam menjaga kemakmuran sebuah negeri, masing-masing memikul amanahnya,
- Ulama' : amanah dalam mendidik, mengajak, dan mendakwahkan ilmu.
- Umaro' : amanah dalam memfasilitasi, mengayomi, dan mengamankan masyarakat dan negaranya, serta menegakkan amar ma'ruf (memerintahkan kebaikan) dan nahi munkar (melarang dari kejelekan) sesuai syariat agama Islam.
9. Di antara gambaran dan bentuk kerjasama antara umaro' dan ulama' adalah :
- Para ulama membimbing masyrakat untuk menaati pemerintah.
- Ulama juga memberi nasihat kepada masyarakat agar bersabar terhadapa kekurangan dan kejelekan yang ada pada penguasa.
- Ulama' mengingatkan masyarakat agar tidak memberontak kepada penguasa meskipun mereka berbuat dholim dan semena-mena pada rakyatnya.
- Ulama' mengajak masyarakat seluruhnya untuk mendoakan kebaikan kepada pemerintah, karena baiknya pemerintah merupakan kebaikan untuk seluruh negeri dan segenap rakyat. Jeleknya penguasa merupakan bencana besar bagi segenap masyarakat dan untuk seluruh negeri.
10. Para ulama' yang dengan tulus mengajurkan untuk menaati pemerintah dan dengan ikhlas melarang masyarakat dari memberontak kepada pemerintah bukanlah orang-orang yang sedang menjilat pemerintah atau haus jabatan dan kepemimpinan. Mereka adalah orang-orang yang sedang menjalankan dakwahnya Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dan para shohabat Beliau serta ajaran para salaf sholih ; agar senantiasa taat dan patuh kepada pemerintah selama bukan dalam perkara memaksiati Allah, meskipun pemerintah tersebut berbuat dzolim kepada kita.
Wallahu a'lam bish showab
------------
Sesi keempat, bersama :
Ustadz Qomar Zaenudin Abdullah, Lc. hafidzohullah ;
1. Kemakmuran merupakan idaman setiap individu manusia. Bahkan, merupakan doa dari para nabi dan rasul. Sebagaimana doa Nabi Ibrohim yang sangat masyhur dalam Al Quran.
2. Kemakmuran hakikatnya adalah :
- Kecukupan Rezeki
- Keamanan Negeri
Dua nikmat ini merupakan salah satu nikmat terbesar bagi para hamba, wajib bagi hamba untuk bersyukur kepada Allah atas dua nikmat ini.
Sebaliknya, jika Allah cabut dua kenikmatan itu maka Allah ganti dengan sebaliknya ;
- Kelaparan.
- Ketakutan.
3. Sebab terwujudnya kemakmuran :
- Iman dan Takwa
- Bersyukur kepada Allah atas nikmat kemakmuran, dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
- Keadilan dan menghindari kedholiman dalam bentuk apapun.
- Doa seperti doa Nabi Ibrohim.
- Mendoakan kebaikan untuk para penguasa dan pemimpin. Karena baiknya mereka merupakan kebaikan untuk masyarakat dan kejelekan mereka juga keburukan untuk rakyat.
4. Sebab-sebab hilangnya nikmat kemakmuran :
- Kufur takdzib (mendustakan dan tidak mengakui kalau nikmat kemakmuran dan kenikmatan lainnya berasal dari Allah)
- Kufur nikmat (tidak meyakini kalau nikmat kemakmuran dan lainnya berasal dari Allah)
- Kedzaliman dan perbuatan semena-mena yang merajalela di negeri tersebut.
- Perbuatan dosa, meskipun dianggap kecil dan remeh, walaupun yang melakukan dosa tersebut hanya beberapa individu saja. Tetap dosa akan berdampak pada kemakmuran negeri.
5. Kisah-kisah dalam Al Quran dan As Sunnah menunjukkan bagaimana kenikmatan itu dicabut karena kekafiran dan kedurhakaan.
6. Kemakmuran negeri hanya bisa diraih dengan keimanan, ketaqwaan, dan rasa syukur. Sebaliknya, kekafiran (baik dalam bentuk mengingkari nikmat atau mendustakan nikmat), berbagai bentuk dosa dan kedzaliman merupakan sebab dicabutnya kenikmatan dan datangnya kebinasaan, wal 'iyaadzu billah
Wallahu a'lam bish showab
Sumber : Channel Kalam wal Hikmah


KOMENTAR