Bingkisan Kecil Nasihat Untuk Para Ikhwah Peserta Daurah Nasional Asy Syariah JIC.
Bingkisan Kecil Untuk Para Ikhwah Calon Peserta Daurah Nasional
Perjalanan yang akan kita tempuh adalah perjalanan yang besar, kita korbankan harta kita, waktu kita, kita tinggalkan keluarga kita, untuk menghadiri sebuah majelis yang agung, majelis ilmu, yang akan diisi oleh beberapa ahlul-ilmi (ulama).
Maka jangan sampai majelis tersebut berlalu begitu saja, kita hadir namun kita tidak mendapatkan pahala, atau kita hadir namun kita tidak membawa pulang faidah.
Berikut sedikit pesan-pesan sebagai pengingat untuk kita semua, wabillahittaufiq,
1. Mari kita luruskan niat-niat kita, ikhlaskan niat karena Allah, untuk mencari keridhoannya, dan untuk mendapatkan ilmu, petunjuk dari Allah. Karena sesungguhnya ini adalah awal perjalanan panjang kita, yang akan menentukan kebaikan seluruh perjalanan tersebut. Kita bukan berangkat untuk berwisata, berjalan-jalan, berjualan, ataupun sekedar ikut-ikutan. Kita berangkat adalah untuk perjalanan jihad dalam ibadah dan mencari ilmu.
2. Kita perhatikan adab-adab safar, dimulai dari sholat istikharah, meninggalkan wasiat, memilih amir safar, dan membekali diri dengan ilmu yang terkait fiqih ibadah dalam safar, dan perbekalan yang diperlukan.
3. Demikian pula kita perhatikan adab-adab muslim dalam safar, dalam berbicara, dalam bertindak tanduk, dalam bermua’amalah, dan yang lain-lain. Karena kita akan bertemu dengan berbagai jenis orang, dan bisa jadi singgah di banyak tempat. Maka setiap kita mengemban nama baik dakwah salaf di pundak-pundak kita. Jaga sikap, jaga kebersihan dan kerapian tempat di mana pun kita berada. Hindari perselisihan dan pertengkaran. Sabar dengan segala macam hambatan dan kesulitan dalam perjalanan.
4. Dan yang tidak kalah pentingnya pula ikhwah sekalian baarakallahu fiikum, adalah pada kegiatan majelis ilmu di dauroh itu sendiri. Ingat bahwa kita berangkat adalah untuk mencari ilmu, maka jangan sampai faidah ilmu luput dari tangkapan kita.
Persiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya untuk mendapat faidah ilmu, yaitu:
a. Hadir lebih awal, sedekat mungkin dengan syaikh pemberi materi.
b. Siapkan bekal minum secukupnya selama dars untuk menjaga stamina dan kesegaran selama belajar. Tidak perlu membawa makanan selama dars.
c. Siapkan buku catatan dan alat tulis yang diperlukan.
d. Catat sebisa mungkin setiap faidah yang bisa dapat, jangan hanya mendengar. Karena dengan mencatat ilmu akan lebih tersimpan dengan baik, kita pun akan lebih konsentrasi dalam menyimak, dan tidak mengantuk. Jangan beranggapan ah ada rekaman, nanti bisa disimak ulang. Jangan. Catat sebisa mungkin saat dauroh.
Disebutkan dari Warrad asistennya Al-Mughiroh ibn Syu’bah, beliau mengatakan,
"Al-Mughiroh telah mendiktekan kepadaku (ilmu/hadits), dan aku catat dengan tanganku)."
e. Sesudah sesi-sesi dauroh usahakan menyempatkan membaca ulang faidah-faidah tersebut dan mengkoreksinya barangkali ada yang terlewat. Dan sesampai di rumah dirapikan kembali dan didengar ulang rekamannya sambal dicek kembali catatan faidahnya, disusulkan jika ada yang terlewat.
f. Simak bersama faidah-faidah tersebut dengan ikhwah setempat di lokasi kita, dan rapikan serta teruskan/sebarkan poin demi poin faidah-faidah yang telah tercatat tersebut kepada kaum muslimin.
Ingat perkataan Salman Al-Farisi,
“Ilmu yang tidak dikatakan (tidak disebarkan) seperti tumpukan harta yang tidak diinfaqi (dizakati)”.
Maka hak ilmu adalah untuk diamalkan dan diajarkan. Apalagi di tengah-tengah kebutuhan ummat ini atas ilmu yg haq. Jangan pelit dengan ilmu yang kita dapatkan.
g. Tentu yang berikutnya adalah dengan mengamalkan ilmu tersebut. Karena ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak ada buahnya.
h. Berdoa kepada Allah taufiq dan pertolongan untuk bisa mengamalkan, mengajarkan, dan menambah terus ilmu yang bermanfaat kepada diri kita dan kaum muslimin semuanya.
Demikian sedikit pengingat bagi saya pribadi dan ikhwah sekalian, semoga bermanfaat.
وبالله التوفيق,, والله أعلم
Di atas kereta Senja Utama,
Senin, 3 Muharram/2 September 2019.
Muhibbukum fillah, Ustadz Abdurrahman Luki حفظه الله
Sumber : telegram.me/Riyadhus_Salafiyyin
KOMENTAR