Abu Musa Al Asy'ari, Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud

SHARE:

Kisah biografi Abu Musa Al Asy'ari, Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud

PENAKLUK TUSTAR PEMILIK SUARA DAWUD

Anas bin Malik pernah meriwayatkan bahwa Rasululllah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya, "Akan datang kepada kalian esok hari satu kaum yang hatinya lebih lembut terhadap Islam dari pada kalian." Ternyata yang datang adalah Asy'ariyyun (orang-orang dari kabilah Al Asy'ari, sebuah kabilah dari negeri Yaman). Tatkala datang, mereka menjabat tangan orang-orang yang mereka temui. Merekalah orang-orang yang pertama kali memberi contoh jabat tangan (dalam Islam). [H.R. Ahmad no.12122 tersebut dalam Ash Shahihah no.527]

Dari kaum Asy'ariyyun inilah lahir seorang komandan perang gagah perkasa. Bukan karena posturnya yang tinggi besar, akan tetapi karena imannya yang menjulang. Postur tubuhnya memang kecil dan kurus. Namun hal itu tidak mengurangi kegarangan dan ketangguhannya dalam pertempuran. Terlebih lagi kepiawaiannya dalam meracik strategi dan memimpin pasukan pun telah dibuktikan kawan dan lawan.

Abdullah bin Qais Abu Musa Al yang Asy'ari, seorang shabahat mulia memiliki keutamaan yang melimpah. Qari' dan ulama shahabat, mujahid dan komandan perang yang tangguh. Berkata Husain Al Muallim, "Aku mendengar Ibnu Buraidah berkata, Abu Musa Al Asy'ari berpostur pendek, sedikit jenggot, dan kurus."

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang Abu Musa yang artinya, "Sungguh Allah telah menganugerahi orang ini (Abu Musa) suara indah dari suara keluarga Daud. Berkata Abu Salamah, "Dahulu Umar apabila dekat dengan Abu Musa dia berkata kepadanya, 'Wahai Abu Musa ingatkanlah kita kepada Allah' dalam riwayat lain - 'Buatlah jiwa kami rindu kepada Allah." Kemudian Abu Musa membacakan ayat Al Quran.

Berkata Imam Adz Dzahabi, "Abu Musa adalah sosok yang banyak berpuasa, banyak salat malam, ulama rabbani, zuhud, banyak beribadah, juga sosok yang menggabungkan antara ilmu dan amal serta jihad. Memiliki dada yang lapang, tidak tergiur dengan kepemimpinan dan tidak tertipu oleh dunia." Seperti inilah sosok pahlawan Islam kita ini. Cerminan generasi terbaik umat ini.

Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud

MENUJU PERTEMPURAN TUSTAR

Paska Perang Qadisiyah, Umar bin Khaththab menetapkan Sa'ad bin Abi Waqqas sebagai pemimpin di Kufah, dan Utbah bin Ghazwan di Bashrah. Akan tetapi Utbah meninggal dalam perjalanan ke Madinah untuk bertemu dengan Umar. Maka Umar mengangkat Al Mughirah bin Syu'bah sebagai gantinya. Namun, tidak lama waktu berjalan Umar mengganti Al Mughirah dengan Abu Musa Al Asy'ari

Pada saat Ahwaz dan Jalula takluk di tangan tentara Islam, Yazdajird (Raja Persia) lari menuju Ashfahan dan memerintahkan Siyah (salah satu komandan perang Persia) bersama 70 dari para pembesar Persia menuju Sausa dan memerintahkan Hurmuzan (komandan perang Persia yang lainnya) ke Tustar. Abu Musa dan pasukan menuju Sausa sebelum melakukan penyerangan ke Tustar. Kaum muslimin mengepung Sausa. Tatkala sampai kepada penduduk Sausa berita tentang takluknya Jalula dan kabar larinya Yazdajird, mereka pun meminta diadakan perjanjian damai. Urusan Sausa selesai, Abu Musa menuju Ramahurmuz dan Tustar.

Sementara itu, Siyah yang semula hendak menuju Sausa berhenti di Al Kalbaniyyah. Siyah mengumpulkan pasukannya dan para tokoh pembesar Persia, dan berkata, "Sungguh kalian telah tahu bahwasanya kita sedang membincangkan kaum itu (muslimin). Sungguh mereka dahulu adalah kaum hina dan rendah. Sementara kini mereka menjadi kaum pemberani yang telah menginjak tanah para raja. Tidaklah mereka bertemu dengan pasukan niscaya mereka mampu mengalahkannya. Ini tentunya menunjukkan bahwa mereka bukan di atas kebatilan. Kelak mereka pasti akan menguasai kerajaan ini dan mereka dengan tenang menggembala ternak-ternaknya dan mengikat kuda-kudanya di pohon-pohon negeri ini. Dan sungguh saat ini kalian telah dikalahkan sebagaimana kalian saksikan sendiri, renungkanlah oleh kalian semua ini." Kemudian mereka berkata, "Keputusan kami serahkan kepadamu, kami ikut pendapatmu. Berkata Siyah, "Aku berpendapat sebaiknya kalian masuk agama mereka."

Kemudian mereka mengutus Syairaweh kepada Abu Musa untuk menyampaikan keinginan mereka. Setelah bertemu dengan Abu Musa, dia berkata, "Kami menginginkan masuk agama kalian, akan tetapi kami meminta beberapa syarat". Kemudian dia menyebutkannya, yaitu:

  1. Mereka siap berperang bersama Abu Musa melawan bangsa Ajam dan menolak berperang melawan bangsa Arab.
  2. Bila salah satu bangsa Arab memerangi mereka, kaum muslimin harus melindungi mereka.
  3. Membebaskan mereka tinggal di mana pun mereka inginkan.
  4. Mereka mendapat harta-harta yang berharga.

Abu Musa berkata, "Bahkan hak dan kewajiban kalian sama dengan yang lainnya." Berkata Syairaweh, "Kami tidak setuju." Dikarenakan persyaratannya tidak diterima, mereka berencana membatalkan keinginannya masuk Islam. Akhirnya Abu Musa mengirim surat kepada Umar bin Khaththab selaku khalifah, menjelaskan keinginan mereka. Umar menerima persyaratan mereka dan memberikan apa yang mereka minta. Mereka pun berbondong-bondong masuk Islam, kemudian mereka bergabung dengan kaum muslimin saat mengepung Kota Tustar.

TUSTAR BERKOBAR

Ramahurmuz takluk; target berikutnya adalah Tustar. Tustar adalah bagian dari wilayah Al Ahwaz bahkan merupakan pusat perdagangan di daerah tersebut. Sebelumnya pernah dikuasai pasukan Romawi. Tustar merupakan kota indah menakjubkan, berada di dataran tinggi dikelilingi sungai yang indah, disebut Dajil Al Ahwaz bersumber dari mata air pegunungan. Hulunya adalah air terjun alami. Kota Tustar, padanya menjulang bangunan-bangunan yang kuat dan benteng yang kokoh. Raja Sabur dahulu membangun di dua tepi sungai bangunan yang kokoh dan tinggi kemudian membangun bendungan di aliran sungai tersebut. Bangunan yang kokoh didirikan bertujuan agar air tertahan dan meninggi sehingga sejajar dengan Kota Tustar yang berada di dataran tinggi.

Secara kasat mata sulit untuk menembus benteng Kota Tustar karena kokohnya. Dikelilingi sungai yang cukup luas sehingga mempersulit pasukan manapun yang akan menyerangnya.

Sampailah Abu Musa dan pasukan di gerbang Kota Tustar. Hurmuzan bersama pasukan besarnya tengah  berlindung di balik benteng-benteng kokoh. Mereka telah menyiapkan logistik untuk jangka waktu yang panjang. Bahkan Hurmuzan sudah menentukan tempat atau benteng khusus bila terjadi keadaan darurat.

Nyatalah kaum muslimin sulit menembus benteng Tustar, sehinggga kaum muslimin hanya bisa mengepung kota tersebut, bahkan hal itu berlangsung lama. Diriwayatkan bahwa kaum muslimin mengepung kota tersebut selama 18 bulan. Riwayat lain menyebutkan selama dua tahun. As Sya'bi mengatakan, "Abu Musa mengepung Tustar 18 bulan." Sementara Al Hasan berkata, "Tustar dikepung selama dua tahun." Sungguh perjuangan yang melelahkan. Di masa pengepungan terjadi peperangan kecil dan perang tanding, sehingga ada beberapa korban dari dua belah pihak.

Melihat kokohnya benteng dan akan sulitnya pertempuran, maka Abu Musa mengirim surat kepada Umar bin Khaththab meminta tambahan pasukan. Umar mengirim surat kepada Ammar bin Yasir untuk memerintahkan Nu'man bin Muqrin dengan seribu pasukan bergabung dengan pasukan Abu Musa. Lebih dari itu, bahkan Ammar memerintahkan Jarir yang sedang berada di Jalula untuk berangkat dengan dua ribu pasukan menuju Tustar. Merasa tidak cukup dengan jumlah pasukan yang sudah ditambah, Abu Musa masih meminta tambahan pasukan lagi.

Maka Umar memerintahkan Ammar bin Yasir (amir Kufah menggantikan Saad bin Abi Waqqas) untuk merangsek ke Tustar dengan setengah pasukan yang ada di Kufah dan setengahnya lagi tinggal di Kufah. Ammar menjadikan Abdullah bin Mas'ud sebagai penggantinya di Kufah. Abdullah bin Mas'ud sebelumnya adalah Qadhi di sana.

Kesabaran membuahkan hasil. Pertolongan Allah turun menyertai hamba-hamba-Nya yang bersabar. Yaitu berawal dari turunnya salah satu tokoh mereka, datang dengan sembunyi-sembunyi menghadap Abu Musa. "Aku meminta kepadamu untuk melindungiku, keluarga, dan hartaku, dan aku akan tunjukkan jalan rahasia menuju Kota Tustar." Demikian pinta dan tawaran jasanya. Gayung bersambut, perkara yang dinanti pun tiba. Abu Musa menerima permintaannya dan berkata, "Jika engkau melakukan itu, maka aku akan menjamin keamananmu." Disebutkan orang itu bernama Sainah, dan diriwayatkan dia masuk Islam.

Kemudian dia berkata kepada Abu Musa, "Berikan kepadaku seorang pemberani, pandai berenang, serta cerdas, sehingga aku bisa menerangkan keadaan kota. Maka Abu Musa berkata kepada kaum muslimin, "Siapa yang siap menjual dirinya untuk Allah? Dan ikut bersama orang ini ke tempat yang berbahaya dan mengancam nyawanya? Mudah-mudahan Allah menyelamatkannya dan jika dia gugur maka insyaallah tempatnya di surga dan jika dia selamat maka dia telah memberikan manfaat kepada semua manusia. 

Kemudian salah satu dari pasukan berdiri dan siap mengemban tugas penting nan bertaruh nyawa. Diriwayatkan orang tersebut adalah Majdza'ah bin Tsaur seorang shahabat mulia (dalam riwayat lain, pelakunya adalah Asyraf bin Auf As Syaibani dan Abu Musa setuju karena dia adalah orang yang tepat mengemban tugas.

Abu musa berpesan kepada Majdza'ah, "Jangan mendahuluiku dalam melangkah. Ingatlah jalan-jalan di kota, jalan menuju pintu gerbang kota, dan istana Hurmuzan."

Misi dimulai...., Majdza'ah mengikuti Sainah sampai disebuah sungai kecil kemudian keduanya berenang. Setelah sampai di tepi, mereka masuk lorong bawah tanah sehinggga sampai di dekat rumah Sainah. Kemudian dia berganti pakaian dan memberikan kepada Majdza'ah jubah hitam dan berkata, "Berjalanlah di belakangku seolah- olah engkau budakku." Maka Sainah berjalan mengelilingi kota Tustar sambil menjelaskan posisi dan nama tempat tersebut, sehingga sampai di pintu penjagaan utama Kota Tustar yang saat itu dijaga ketat oleh mereka. Kemudian melewati Hurmuzan yang sedang berada di depan istana, maka Majdza'ah berniat membunuhnya, namun kemudian dia teringat pesan Abu Musa. Misi selesai dengan sukses, Majdza'ah kembali dan bertemu Abu Musa kemudian menceritakan yang dia saksikan. 

Setelah Abu Musa mendengar pemetaan Kota Tustar, beliau pun mempersiapkan pasukan, menyusun strategi. Segera beliau mengatur pasukan. Di sayap kanan-kiri, pasukan berjalan kaki, dan pasukan penyelinap semua diserahkan komandonya kepada para shahabat. Di antara para komandan tersebut adalah Al Bara' bin Malik -saudara kandung Anas bin Malik-, Salamah bin Raja', Anas bin Malik, dan Majdza'ah bin Tsaur.

Majdza'ah mendapat tugas melumpuhkan pasukan di dalam benteng yang berada di sekitar pintu gerbang utama kota, karena dialah yang mengetahui jalannya. Pertempuran ini bersandar keberhasilannya kepada Allah kemudian kepada keberhasilan Majdza'ah menaklukan pintu gerbang. Abu Musa mengirim bersamanya 35 prajurit yang pandai berenang.

Singa-singa sahara siaga tempur, gerbang kota itu masih tertutup rapat dan terjaga ketat, sementara Abu Musa dan para komandan perang menanti takbir dari dalam benteng. Saat itu gelap malam menyelimuti langit Tustar. Strategi mulai dijalankan, Majdza'ah bersama pasukan kecilnya mulai menyisir jalan rahasia yang telah dia ingat. Mereka berenang menyeberang sungai, berjalan mengendap di lorong bawah tanah. Beberapa saat waktu, malam bergulir hingga mereka sudah mendekati pasukan penjaga pintu utama.

Pasukan Majdza'ah semakin mendekati sasaran. Mereka menyergap para pasukan penjaga. Alangkah kagetnya para penjaga itu karena mendapat serangan tiba-tiba dari dalam. Majdza'ah dan pasukan menyerang tanpa ampun, walaupun mereka jumlahnya sedikit, tapi ketangguhan mereka menciutkan nyali lawan sehingga tewaslah seluruh pasukan penjaga. Saat itu mereka bertakbir kemudian sebagian mereka dengan cepat menuju pintu gerbang dan membukanya. Sebagian pasukan naik ke pagar benteng kemudian setelah di atas mereka bertakbir kembali.

Pasukan muslimin yang di luar benteng menyambut takbir tersebut sehingga bergema takbir di pintu gerbang Tustar. Saat mendengar takbir pertama, Pasukan Persia yang di dalam kota Tergopoh-gopoh menyiapkan senjata-senjatanya. Mereka agak kalang kabut, Ternyata kaum muslimin sudah masuk kota. Pintu gerbang telah terbuka, kaum muslimin merengsek, sementara Hurmuzan bersama pasukan dengan jumlah besar terpaksa menyambut perang ini.

Bertemulah dua pasukan berbeda ideologi, perang besar tak terelakkan, pekikan takbir terdengar di setiap arah. Singa-singa sahara itu bagai kelaparan, menyerang, menerkam musuhnya tanpa rasa takut sedikit pun. Kilatan pedang berkelip-kelip di setiap penjuru kota. Gemerincing pedang beradu, teriakan dan rintihan pun memecah kesunyian malam. Bahkan saat itu seakan siang tanpa matahari, menunjukkan dahsyatnya peperangan.

Pertempuran berlangsung lama, dan bahkan semakin sengit karena jumlah musuh yang banyak, korban pertempuran bergelimpangan di setiap titik. Saking dahsyatnya pertempuran, waktu Subuh pun berlalu tanpa ada yang bisa melaksanakannya.

Pertempuran semakin sengit dan sulit, matahari dengan panas menyengat telah membakar tubuh, kelelahan mulai menghampiri jasad- jasad mereka. Di saat itu kaum muslimin teringat sabda Nabinya bahwa, "Di antara manusia ada yang apabila bersumpah atas nama Allah pasti Allah akan mengabulkannya. Di antara mereka adalah Al Bara' bin Malik." Al Bara' bin Malik adalah salah satu komandan pertempuran. Pada saat itu, kaum muslimin berkata kepadanya, "Wahai Bara' bersumpahlah atas nama Rabb-mu supaya Allah mengalahkan mereka untuk kita." Maka Al Bara' bin Malik berkata, "Ya Allah kalahkanlah mereka untuk kami, dan anugerahkan kepadaku mati syahid."

Tidak lama setelah itu, musuh terpukul mundur mereka lari kocar kacir. Sementara Hurmuzan dan beberapa prajurit setianya masuk dan berlindung di dalam benteng khusus yang telah dia siapkan. Korban pertempuran berserakan seakan tanah Tustar berlapis hamparan tikar mayat-mayat manusia. Jumlah korban dari musuh sekitar 1000 prajurit dan tertawan 600 orang.

Walaupun sementara peperangan dimenangi kaum muslimin tetapi perang belum usai, karena Hurmuzan dan beberapa pasukannya masih bersembunyi dalam benteng kokoh.

Abu Musa dan para komandan perang mereka memutar otak agar bisa menangkap Hurmuzan. Al Bara' bin Malik dan Majdza'ah mencoba mendekati benteng tersebut. Namun -Qaddarallah- Hurmuzan melemparkan anak panah kepada keduanya dan pas mengenai mereka, sehingga menjadikan mereka syahid pada hari itu. Allahu Akbar! Sumpah Al Bara' pun dikabulkan-Nya.

Hurmuzan bererkata, "Sungguh kalian telah melihat kondisiku ini, dan di tanganku masih banyak anak panah. Sungguh kalian tidak akan sampai kepadaku selama anak panah di tanganku belum habis. Kalian tahu bahwa lemparan panahku tidak meleset dan akan mengakibatkan kalian mati atau terluka. Kaum muslimin menyergahnya, "Apa yang kamu inginkan?" Akhirnya Hurmuzan berkata, "Aku akan menyerah kepada kalian, kemudian kalian serahkan aku kepada Umar, dan biarkan dia memutuskan hukuman kepadaku sesuai kehendaknya." Maka kaum muslimin menjawab, "Kami setuju." Hurmuzan melempar busurnya dan menyerahkan diri. Dia pun diikat untuk dibawa kepada Umar.

Dengan ditangkapnya Hurmuzan pada tahun 20 Hijriyah ini, Tustar pun jatuh ke tangan kaum muslimin dengan pertolongan dari Allah. Sementara pasukan yang berada di benteng tersebut menjadi tawanan perang.

Abu Musa Al Asy'ari komandan perang nan tangguh, ulama shahabat, dan qari (pembaca Al Quran) mereka telah menyelesaikan tugas dengan gemilang. Sang Komandan pemilik suara Dawud, ahli ibadah yang dekat dengan Rabbnya.

Berkata Al 'ijli, "Umar mengutus Abu Musa Al Asy'ari sebagai amir (gubernur) Bashrah (dan menjadi gubernur Kufah pada masa khalifah Utsman), Qari dan faqihnya shahabat. Dialah yang menaklukan negeri Tustar, dan tidak ada di antara shahabat seorang pun yang paling indah suaranya daripada beliau."

Referensi : Tarikh Islam (Imam Adz Dzabi), Al kamil fi At Tarikh (Ibnu Al Atsir), Tarikh Ar Rusul wa Al Muluk (Ath Thabari), Tarikh Ibnu Khayyat (Khalifah bin Khayyat), Thabaqat Al Kubra (Ibnu Sa'ad, Tarikh Dimasyq (Ibnu Asakir).

Oleh : Ustadz Abu Ma'mar  Sirojuddin Abbas
Sumber : Majalah Qudwah Edisi 74 vol 07 1441 H

KOMENTAR

BLOGGER: 2
  1. Masyaallah, inilah kisah yg harusnya di baca dan diceritakan kepada anak anak kaum muslimin, hingga mereka menjadikan para sahabat adalah idola nya..... hingga tegaklah Sunnah di negeri yg tercinta ini....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah kami mendapat petunjuk dariNya persatu kan umat islam dari saban Merauke Merauke

      Hapus

Nama

Adab-Akhlak,233,Akhirat,22,Akhwat,107,Anak Muda dan Salaf,230,Anti Teroris,2,Aqidah,276,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,45,Doa Dzikir,66,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,341,Ghaib,16,Hadits,168,Haji-Umroh,15,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,234,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,283,Kitab,6,Kontemporer,152,Manhaj,175,Muamalah,46,Nabi,19,Nasehat,625,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,153,Renungan,94,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,26,Sejarah,52,Serial,3,Shalat,155,Syiah,25,Syirik,14,Tafsir,47,Tanya Jawab,590,Tauhid,52,Tazkiyatun Nafs,107,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,143,Tweet Ulama,6,Ulama,85,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Abu Musa Al Asy'ari, Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud
Abu Musa Al Asy'ari, Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud
Kisah biografi Abu Musa Al Asy'ari, Penakluk Tustar Pemilik Suara Dawud
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNXkKEeYwYn3AstcLMxCrEE2W255MdpyJXwZXb8rwcmggMWXWB1DSwKtYDHdNv8p0ODx4RlkeTEWRSRwcYBlo8b2auzAL3FifjE4Q4RyJ2xf4UGEU9r8kFLnhLujvA1GQKTc6wf2FSqvZsC4G-a45-eCVsjRMIBt_m6D67VmFXj-PHLGJwOYIasXObNQBQ/w320-h220/penakluk%20tustar%20pemilik%20suara%20dawud.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNXkKEeYwYn3AstcLMxCrEE2W255MdpyJXwZXb8rwcmggMWXWB1DSwKtYDHdNv8p0ODx4RlkeTEWRSRwcYBlo8b2auzAL3FifjE4Q4RyJ2xf4UGEU9r8kFLnhLujvA1GQKTc6wf2FSqvZsC4G-a45-eCVsjRMIBt_m6D67VmFXj-PHLGJwOYIasXObNQBQ/s72-w320-c-h220/penakluk%20tustar%20pemilik%20suara%20dawud.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2023/09/abu-musa-al-asyari-penakluk-tustar.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2023/09/abu-musa-al-asyari-penakluk-tustar.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy