Meneladani Ulama

SHARE:

Meneladani Ulama Ahlussunnah, Hakikat dan Ciri-ciri Ulama, Contoh Keteladanan Para Ulama.

MENELADANI ULAMA

Oleh: Al-Ustadz Abdulmu'thi Sutarman, Lc hafizhahullah

Meneladani Ulama

Berkata Imam Ibnu Abil 'Izzi, "Wajib atas setiap muslim setelah mencintai Allah dan rasu-Nya ﷺ untuk mencintai kaum muslimin seperti yang disebutkan oleh Al-Qur'an, terkhusus ( para ulama ) yang mereka adalah pewaris para Nabi ﷺ. Yaitu orang-orang yang Allah jadikan mereka kedudukannya seperti bintang yang menunjuki di gelapnya daratan dan lautan…..mereka adalah pengganti Rasul ﷺ dari umatnya dan yang menghidupkan apa yang telah mati dari sunnahnya".

Allah ta'ala berfirman;

وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا 

"Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali". Qs. An-Nisa 115

Hakikat Ulama

 Allah ta'ala berfirman; QS. Fathir : 28

  اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

"Di antara hamba-hamba-Nya yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama". 

Berkata Syaikh Shalih Fauzan, "Allah mengkhabarkan bahwa ulama adalah orang-orang yang takut kepada Allah, karena ilmu akan memperkenalkan tentang Allah, menjelaskan keagungan-Nya, nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, balasan dan siksa-Nya dan menjelaskan banyak hal yang besar. Hal ini akan memberikan kepada hamba sifat takut kepada Allah, karena orang yang paling kenal tentang Allah ia adalah orang yang paling takut kepada-Nya".

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, "Ulama adalah orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah".

Ciri-ciri Ulama

Tentunya mengenal cirri-ciri ulama sangat penting agar kaum muslimin mengenal kedudukan mereka sehingga tidak merendahkannya dan agar bisa dibedakan antara ulama dan orang yang sekedar penceramah, kutu buku, politikus dan semisalnya.

Diantara cirri-ciri mereka:

1. Tidak menginginkan kedudukan dan membenci segala bentuk pujian kepadanya serta tidak menyombongkan diri.

Al Hasan Al Bashri berkata, "Orang fakih (alim) adalah yang zuhud (tidak menggantungkan hatinya) terhadap dunia, cinta akhirat dan berilmu tentang agama-Nya".

2. Tidak mengaku dirinya alim dan menganggap dirinya masih banyak kekurangan dan meyakini bahwa kebenaran dan petunjuk adanya dalam mengikuti wahyu Allah.

3. Paling paham dalam memahami permisalan yang Allah kemukakan dan ahli dalam istinbat (pengambilan suatu hukum) dari nash.

4. Selalu tunduk dan khusu' dalam merealisasikan perintah-perintah Allah. 

Kedudukan Ulama

1. Mereka para pemimpin umat dalam urusan agama.

2. Mereka adalah Ulul Amri yang wajib ditaati.

3. Pewaris para Nabi dan manusia paling utama setelah mereka.

4. Penjaga Syariat Allah dan para pengikut agama.

5. Para pakar agama dan tempat untuk bertanya seputar masalah syariat.

6. Pembuka pintu-pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu kejelekan. 

Faidah Mengenal Sejarah Para Ulama

1. Terbimbing untuk meneladani mereka dan tumbuh kecintaan terhadap mereka. Nabi bersabda (yang artinya): “Seorang bersama yang ia cintai”.

2. Mengenal mulianya ilmu dan para pembawanya.

3. Mengenal indahnya islam bila dijalankan dalam kehidupan dan bahwa islam bukan sekedar teori.

4. Menebarkan ilmu mereka dan menimba fikih dan petuah-petuah mereka.

5. Membangkitkan kembali semangat beragama dan mendorong untuk bergabung dengan ulama walaupun di barisan terbelakang atau setidaknya akan mendapat bau harumnya ulama.

Keteladanan ulama dalam segala permasalahan agama

Berikut sekelumit contoh dari ulama kita.

1. Dalam masalah aqidah

Mereka adalah orang-orang yang paling teguh dalam memegang aqidah dan berupanya membentengi aqidah umat dari beragam penyimpangan. Bentuk penjagaan aqidah adakalanya berupa tulisan, nasihat dengan lisan, mencurahkan upaya, tenaga dan biaya bahkan nyawa. 

Sebagai contoh : Imam Ahmad bin Hanbal; beliau tetap tegar mempertahankan aqidah yang benar bahwa Al-Qur'an itu kalam Allah dan bukan makhluk, meskipun beliau harus dipenjara dan mengalami siksaan fisik dan teror mental. 

2. Berpegang teguh dengan sunnah

Berkata Al-Humaidi : “Pada suatu hari Asy-Syafi'i meriwayatkan suatu hadits, maka aku berkata : “Apakah anda ambil hadits ini (sebagai pegangan)?” Asy Syafi'i berkata, "(Apakah) kamu melihatku keluar dari gereja atau memakai sabuk nasrani sehingga bila aku mendengar suatu hadits dari Rasulullah ﷺ aku tidak sependapat dengannya?!".

Berkata Ahmad bin Hanbal, “Tidaklah aku menulis suatu hadits dari Nabi kecuali aku amalkan, sehingga pernah lewat padaku hadits tentang Nabi berbekam lalu memberi tukang bekam satu dinar maka (akupun berbekam) dan memberi tukang bekam satu dinar”. 

3. Membenci kebid'ahan dan ahli bid'ah

Ayyub As-Sikhtiyani melihat seorang pengekor hawa nafsu / ahli bid'ah maka ia berkata, “Sungguh aku mengetahui adanya kehinaan pada wajahnya. Lalu beliau membaca ayat Qs. Al A'raf :152

سَيَنَالُهُمْ غَضَبٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَذِلَّةٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ 

“Kemurkaan dari Rabb mereka dan kehinaan akan menimpa mereka di dunia”. 

Ayyub berkata, "Balasan ini bagi semua orang yang membuat-buat kedustaan". Ayyub juga berkata, "Tidaklah ahli bid'ah bertambah kesemangatannya kecuali semakin jauh dari Allah".

4. Rasa takut yang mendalam kepada Allah

- Dari Syu'aib pemilik Ath-Thoyalisah berkata, "Aku melihat Al-Hasan (Al-Bashri) membaca Al-Qur'an lalu menangis sehingga air mata menetes diatas janggutnya".

- Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz berada di tempat shalatnya, tangannya ada di pipinya dalam keadaan air matanya mengalir. Isterinya yang melihatnya bertanya tentang apa yang terjadi? Umar berkata, "Aku diamanati memimpin umat Muhammad lalu aku berfikir tentang orang fakir yang lapar, orang yang sakit yang terabaikan, orang yang miskin sandang nan kesulitan, orang yang teraniaya lagi terintimidasi, orang asing yang tertawan, para lansia dan orang-orang yang banyak tanggungan keluarga di penjuru bumi. Aku tahu bahwa Allah akan menanyaiku tentang mereka, sedang penggugatku dan pembela mereka adalah Nabi Muhammad ﷺ. Lalu aku khawatir tidak bisa mendatangkan hujjah dari gugatannya, maka aku (jika ingat seperti itu ) mengasihani diriku dan akupun menangis". 

5. Mengetahui kadar dirinya

Basyir bin Al-Harits berkata, "Seorang lelaki memuji Umar bin Abdul Aziz di hadapannya, maka Umar berkata, "Wahai ini, jika kamu tahu dalamku seperti yang aku ketahui niscaya kamu tidak mau melihat wajahku". 

6. Memakmurkan Masjid

- Yahya Al-Qaththan apabila menyebut Al-A'masy ia berkata, "Ia termasuk ahli ibadah, selalu menjaga shalat secara berjama'ah dan selalu di shaf pertama.

- Inilah Asy-Sya'bi dia sejak masuk Islam tidaklah Adzan dikumandangkan kecuali beliau dalam keadaan telah berwudhu. 

7. Seorang alim dirumahnya dan ditengah keluarganya

- Adalah sahabat Abu Hurairah dengan isteri dan pembantunya saling bergantian bangun untuk shalat malam dengan bagian masing-masingnya sepertiga malam. 

- Abdullah bin Imam Ahmad dituntun untuk membaca / menghafal Al Quran seluruhnya oleh ayahnya. 

- Berkata Imam Al-Baihaqi dalam salah satu kitabnya, "Bab tentang wajibnya para bapak dan ibu mengajari anak-anak tentang perkara thoharah (bersuci) dan sholat".

- Diantara yang dianjurkan oleh Nabi ﷺ adalah Shalat Sunnah di rumah. Oleh karena itu banyak dari ulama yang sholat sunnah di rumah seperti Ibnu Qudamah, beliau tidak shalat sunnah dua roka'at -seringnya- kecuali di rumah karena ingin mengikuti sunnah Nabi ﷺ.

Walhasil bahwa shalat sunnah di rumah banyak keutamaannya yang di antaranya: 

a. Menghidupkan sunnah Nabi ﷺ.

b. Lebih bisa menjaga keikhlasan.

c. Berdampak positif untuk keluarga terutama anak-anak dimana mereka apabila melihat bapaknya shalat sunnah mereka akan mempelajari praktek shalat secara langsung.

8. Ulama dan akhlak yang mulia ditengah-tengah masyarakat 

a. Tawadhu’ (rendah hati)

Berkata Ibnu ‘Aun, "Tiada tersisa seseorang yang lebih  tahu dalamnya Al Hasan (Al Bashri) daripada kami. Demi Allah, sungguh aku mendatangi tempat tinggalnya di suatu hari yang sangat terik dan dia tidak ada di tempat tinggalnya, lalu aku tidur di atas ranjangnya, sungguh ketika aku bangun dia sedang mengipasiku". 

b. Tidak menyimpan sifat iri dengki 

c. Tidak dendam dan memaafkan kesalahan orang

Pernah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dimintai fatwa oleh raja An-Nashir di Mesir untuk menangkap dan membunuh beberapa alim dan hakim yang memusuhi Ibnu Taimiyah dan berusaha untuk memenjarakan dan membunuhnya. Maka Ibnu Taimiyah menolak dan menjelaskan kepada raja tentang kemuliaan para hakim dan alim dan beliau mengingkari / tidak setuju bila ada seorang dari mereka tertimpa sesuatu yang tidak baik. Beliau mengatakan, "Jika kamu bunuh mereka maka kamu tidak akan mendapatkan ganti seperti mereka". Raja mengatakan, "Mereka telah menyakitimu dan berkali-kali ingin membunuhmu". Ibnu Taimiyah berkta, "Siapa yang telah menyakitiku maka aku telah maafkan dan siapa yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya maka Allahlah yang akan membalasnya dan saya tidak ingin membela diri saya".

d. Membantu Masyarakat

Di antaranya seorang menggunakan kedudukannya di sisi penguasa untuk membantu orang-orang yang kesulitan.

- Inilah Ibnu Qudamah menulis surat permohonan / proposal kepada penguasa untuk orang yang datang kepadanya memintanya sebagai perantara.

 - Imam Baqiy bin Makhlad berjalan bersama seorang ke Isbiliya hanya untuk membantu kebutuhan orang tersebut. 

 e. Kesabaran mereka

 Ada seorang mencak-mencak kepada Al-'Auf dengan mengatakan, "Bila kamu berani berucap kepadaku sekata maka kamu akan dengar balasan dari saya sepuluh kata". Maka Al-'Auf berkata, "Akan tetapi apabila kamu ngomong sepuluh kata kamu tidak akan mendengar dariku satu katapun". 

f. Tuturkata yang jelas dan tidak menggunakan kalimat dan istilah yang sulit dipahami

Abu Amr bin Al-'Alaa (pakar Qira'ah dan bahasa) apabila menyampaikan bicaranya ia menggunakan bahasa yang ringan dan mudah. Orang yang tidak tahu akan mengiranya dia tidak mengerti sesuatu dari ilmu bahasa. 

g. Ramah terhadap orang dan mengerti kebutuhan mereka.

- Imam Malik seorang yang terkenal selalu mendatangi masjid untuk shalat berjama'ah dan Jum'at, beliau juga takziyah ke keluarga mayyit, menjenguk orang yang sakit dan mau duduk-duduk ramah dengan murid-muridnya di masjid

- Hakim bin Hizam berkata, "Apabila aku berada di pagi hari lalu tidak ada seorang yang punya keperluan kepadaku di sisi pintuku kecuali aku menganggap sebagai musibah yang aku memohon kepada Allah pahala atasnya".

9. Kedermawnan Ulama

- Adalah Al-Laits Al-Mishri setiap hari bersedekah kepada 300 orang miskin.

- Abdullah bin Mubarok apabila datang musim haji maka orang-orang (teman-temannya) dari Maru berkumpul kepadanya untuk berhaji bersamanya. Maka semua orang yang berangkat dibiayai semua oleh beliau dari sewa kendaraan, kebutuhan makanan dan minuman dan lainnya dan seluruh oleh-oleh yang dipesan keluarga masing-masing. 

10. Ulama dan usaha yang halal

Berkata Ibnul Jauzi, "Tiada di dunia yang lebih manfaat bagi ulama dari mengumpulkan harta (untuk mencukupi diri dan keluarganya) agar tidak butuh (meminta) kepada manusia.

Adalah Sa'id bin Al-Musayyab dahulu penjual minyak dan lainnya, Sufyan Ats Tsauri punya barang dagangan demikian pula Ibnul Mubarok. 

11. Berhati-hati dalam berucap dan memberi fatwa

- Sa'id bin Jubair berkata, "Celaka orang yang mengatakan “saya tahu” padahal dia tidak tahu.

- Ada seorang badui bertanya kepada Ibnu Umar tentang 'ammah (saudari bapak) apakah mendapat warisan? Ibnu Umar mengatakan bahwa ia tidak tahu. Si badui tersebut berkata (penuh keheranan) "Kau tidak tahu?" Ibnu Umar berkata, "Iya, pergilah kamu kepada orang alim lalu bertanyalah kepada mereka".

12. Berbakti kepada orang tua

- Berkata Muhammad bin Bisyr Al-Aslamy, "Tidak ada di Kufah seorang yang lebih berbakti kepada ibunya lebih dari Manshur bin Al-Mu'tamir dan Abu Hanifah. Adalah Manshur ia membersihkan kutu-kutu yang ada pada rambut kepala ibunya.

- Al-Haiwah bin Syuraih suatu saat sedang duduk mengajar di majlis. Tiba-tiba ibunya memanggil, "Wahai Haiwah, berdirilah dan beri makan ayam-ayam itu dengan gandum!" Maka Haiwah berdiri dan meninggalkan majlis untuk memberi pakan ayam.

(Selesai)

= Disusun untuk dauroh Ramadhan 1432 H di ponpes Al-Manshuroh Mujur- Kroya

= Sumber bacaan 

1. Shaidul Khathir – Ibnul Jauzi 

2. Min A’lamis Salaf – Ahmad Farid 

3. Ma’alim Fi Thoriqi Thalabil Ilmi – Abdul Aziz As-Sadhan 

4. Majalah Asy Syariah 

5. Dll. 

https://t.me/RaudhatulAnwar1

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,233,Akhirat,22,Akhwat,107,Anak Muda dan Salaf,230,Anti Teroris,2,Aqidah,276,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,45,Doa Dzikir,66,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,341,Ghaib,16,Hadits,168,Haji-Umroh,15,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,234,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,283,Kitab,6,Kontemporer,152,Manhaj,175,Muamalah,46,Nabi,19,Nasehat,625,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,153,Renungan,94,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,26,Sejarah,52,Serial,3,Shalat,155,Syiah,25,Syirik,14,Tafsir,47,Tanya Jawab,590,Tauhid,52,Tazkiyatun Nafs,107,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,143,Tweet Ulama,6,Ulama,85,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Meneladani Ulama
Meneladani Ulama
Meneladani Ulama Ahlussunnah, Hakikat dan Ciri-ciri Ulama, Contoh Keteladanan Para Ulama.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtbuSkMtKVGjzofAtc-H91aW1S0Q-jQghKzESw4eXxQ1QNPEqMEiw1lxrsbssRwRr4013WqIx2fV1lSbCGv3V2MwvnH68jIlB0ox78DhRrB8DuNAR4dz56CkICDO883y_2RsINSd30xhVkb7qgSqt1cYYXSGayedrUk6L_ojGpHL1Y0xZubUcMl-b6OriN/s16000/meneladani%20ulama.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtbuSkMtKVGjzofAtc-H91aW1S0Q-jQghKzESw4eXxQ1QNPEqMEiw1lxrsbssRwRr4013WqIx2fV1lSbCGv3V2MwvnH68jIlB0ox78DhRrB8DuNAR4dz56CkICDO883y_2RsINSd30xhVkb7qgSqt1cYYXSGayedrUk6L_ojGpHL1Y0xZubUcMl-b6OriN/s72-c/meneladani%20ulama.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2023/09/meneladani-ulama.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2023/09/meneladani-ulama.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy