Cahaya Syabab di Medan Dakwah

SHARE:

Semangat para pemuda / syabab dalam berdakwah di zaman Rasulullah.

CAHAYA SYABAB DI MEDAN DAKWAH

Cahaya Syabab di Medan Dakwah
Para pembaca yang dirahmati Allah, di bawah langit Makkah yang terbakar semangat, di awal risalah Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menatap wajah-wajah muda yang penuh cahaya. Mereka adalah syabab, para pemuda yang hatinya bagaikan tanah subur, siap menyerap benih kebenaran.

Di antara mereka, ada yang membuka pintu rumahnya untuk menjadi benteng dakwah, seperti Ibnu Arqam, yang darah mudanya mengalir penuh keberanian. Di rumah sederhananya, Al-Arqam bin Abi Al-Arqam, dakwah Islam menemukan tempat berteduh, tempat suci di mana wahyu disampaikan dan ilmu disebarkan.

Para syabab ini, dengan semangat yang berkobar, menjadi penyampai cahaya Al-Qur’an kepada umat, menjaga nyala keimanan di tengah gelapnya penentangan.

Jauh di Madinah, seorang pemuda lain, Zaid bin Tsabit, yang baru berusia sebelas tahun, menorehkan kisah keajaiban. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di kota yang diberkahi itu, Zaid dipilih untuk sebuah tugas yang menggetarkan jiwa: mempelajari bahasa Yahudi demi menjaga kemurnian risalah. 

“Demi Allah, aku tidak mempercayai mereka terhadap tulisanku,” ujar Rasulullah, dan Zaid, dengan kecerdasannya yang bagaikan bintang di siang hari, menguasai tugas itu dalam waktu kurang dari setengah bulan. 

Ia menjadi pena yang menulis surat-surat Rasulullah dan telinga yang mendengar pesan-pesan dari pihak lain, menjembatani komunikasi dengan kejernihan hati seorang syabab. 

Ketika masa Abu Bakar dan Umar tiba, tugas yang lebih besar dipercayakan kepadanya: mengumpulkan Al-Qur’an, sebuah amanat yang bahkan gunung-gunung akan gemetar memikulnya. Namun, Zaid, dengan keimanan yang kokoh, menjalankannya dengan penuh keteguhan, menjadikan namanya abadi dalam sejarah Islam.

Di tempat lain, Malik bin Al-Huwairits dan sekelompok pemuda seusianya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, membawa semangat yang menyala-nyala. Selama dua puluh hari mereka tinggal di sisi beliau, menyerap ilmu dan akhlak mulia. 

Rasulullah, dengan kasih sayangnya yang laksana embun pagi, memahami rindu mereka akan keluarga. “Kembalilah kepada kaummu,” sabda beliau, “ajarilah mereka, perintahkan kebaikan, dan sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” 

Para pemuda itu pun kembali, bukan sebagai anak-anak muda biasa, tetapi sebagai suluh yang menerangi kampung-kampung mereka. Mereka mengumandangkan azan, memimpin sholat, dan menyebarkan kebaikan, menjadi teladan bahwa usia muda bukanlah batas untuk menanggung amanah besar.

Wahai syabab, lihatlah bagaimana para pemuda di zaman Rasulullah menjadi pilar-pilar dakwah! Ibnu Arqam membuka rumahnya sebagai benteng ilmu, Zaid bin Tsabit menjaga Al-Qur’an dengan kecerdasannya, dan Malik bin Al-Huwairits menyebarkan cahaya keimanan kepada kaumnya. Mereka adalah bukti bahwa pemuda adalah denyut nadi umat, yang dengan semangat dan keimanan mampu mengubah dunia. Bangkitlah, wahai generasi muda, dan jadilah pelita di tengah kegelapan, sebagaimana para syabab mulia itu menyalakan cahaya di jalan Allah!

Wallahua'lam..

Referensi:

1. HR. Al-Bukhari 631, Muslim, 674, Abu Dawud 589, At-Tirmidzi 205, An-Nasa'i 634, Ibnu Majah 979.

2. HR Abu Dawud 3645, At-Tirmidzi 2715, Shahih Sunan Abu Dawud 3/318.

-------------

DARAH MUDA TAKLUKKAN DUNIA: LEGACY PARA PEMUDA MEMBANGUN PERADABAN DUNIA

Para pembaca yang dirahmati Allah, dalam sebuah ruang sederhana di Madinah, duduklah seorang pemuda dengan pandangan serius. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, yang masih berusia muda, baru saja menerima tugas berat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ تَبْعَثُنِي وَأَنَا شَابٌّ أَقْضِي بَيْنَهُمْ وَلَا أَدْرِي مَا الْقَضَاءُ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي

"Wahai Rasulullah engkau mengutusku ke Yaman sebagai hakim? Aku masih muda, dan aku belum berpengalaman dalam memutuskan perkara."

Bukannya menarik keputusannya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam justru mendekati Ali. Dengan penuh kasih, beliau menepuk dada pemuda itu dan berdoa,

«اللَّهُمَّ اهْدِ قَلْبَهُ وَثَبِّتْ لِسَانَهُ»

"Ya Allah, tunjukilah hatinya dan teguhkanlah lisannya."

Doa sederhana itu menjadi kekuatan yang mengubah keraguan menjadi keyakinan. "Setelah itu," kenang Ali, "aku tak pernah ragu lagi dalam memutuskan suatu perkara."

Sementara itu, di sudut kota Madinah yang lain, berlangsung drama pencarian ilmu yang tak kalah heroik. Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, sepupu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang masih belia, tak kenal lelah mengejar ilmu. Saat sahabat seniornya sedang beristirahat, pemuda itu dengan sabar menunggu di depan rumahnya, debu-debu beterbangan menerpa wajahnya.

Sang sahabat pun keluar dan terkejut. "Wahai anak paman Rasulullah! Mengapa kau tidak memanggilku saja?"

Dengan sikap rendah hati yang mengagumkan, Ibnu Abbas menjawab, "Tidak. Aku lebih berhak mendatangimu." Ia rela menunggu berjam-jam hanya untuk menimba secercah ilmu. Tak heran jika Umar bin Khattab kemudian menjulukinya

غُص غوّاص

Selamlah lebih dalam (ke dalam lautan ilmu), wahai penyelam yang handal!"

Inilah yang membuat kepemimpinan Umar bin Khattab begitu istimewa. Sang Khalifah justru secara aktif mencari pemikiran segar para pemuda. Ketika menghadapi masalah paling pelik, ketika para senior mungkin sudah terjebak dalam cara pandang konvensional, Umar justru memanggil para pemuda.

"Janganlah kalian merendahkan diri karena usia muda," begitulah pesan yang terus digaungkan, menggemakan kebijaksanaan Umar.

Di sini kita melihat sebuah siklus sempurna: Rasulullah memberi kepercayaan, Ali membuktikan diri dengan amanah, Ibnu Abbas mengejar ilmu dengan kerendahan hati, dan Umar menciptakan sistem yang menghargai kebrilianan pemikiran muda.

Mereka bukan hanya pemimpin masa depan. Mereka adalah kekuatan nyata yang membentuk sejarah. Ali menjadi simbol keadilan, Ibnu Abbas menjadi lautan ilmu, dan para pemuda di masa Umar menjadi penentu kebijakan penting.

Maka, wahai pemuda zaman sekarang,

Percayalah bahwa semangatmu, ketajaman pikiranmu, dan idealisme-mu adalah modal berharga. Tuntutlah ilmu seperti Ibnu Abbas, pimpinlah dengan integritas seperti Ali, dan percayalah bahwa suaramu layak didengar seperti para pemuda di masa Umar.

Wallahua'lam..

Referensi:

1. HR. Abu Dawud 3852, At-Tirmidzi 1331, Ibnu Majah 2310

2. Siyar A'lam An-Nubala 

Cirebon Ahad, 3 Jumadal Ula 1447 H/26 Oktober 2025

Komplek Ponpes Dhiya'ussunnah Cirebon 

http://t.me/kisahdanmurottalpilihan

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,280,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,104,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,345,Ghaib,17,Hadits,170,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,6,Ibadah,43,Info,81,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,129,Keluarga,238,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,294,Kitab,6,Kontemporer,157,Manhaj,180,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,636,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,156,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,54,Serial,3,Shalat,157,Syiah,27,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,597,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,150,Tweet Ulama,6,Ulama,89,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Cahaya Syabab di Medan Dakwah
Cahaya Syabab di Medan Dakwah
Semangat para pemuda / syabab dalam berdakwah di zaman Rasulullah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2avWkmZuYSabZbysaXTfZB1VkLkD5xIA_azZAtQB0vE3N-BYFOt5du4OoORkAqEUZMmimuWjcMCWZ3P2ADEBnwQP1WriHAP3jrCU6Usq1mo0HTJjDKFhG4y2XlpYF-lputIEcaWgPRJeEv8OSYrecRIx8Kfou0wuHFJlYNa1kmO0v_cFNgsnv8g1s6bGI/s16000/cahaya%20syabab.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2avWkmZuYSabZbysaXTfZB1VkLkD5xIA_azZAtQB0vE3N-BYFOt5du4OoORkAqEUZMmimuWjcMCWZ3P2ADEBnwQP1WriHAP3jrCU6Usq1mo0HTJjDKFhG4y2XlpYF-lputIEcaWgPRJeEv8OSYrecRIx8Kfou0wuHFJlYNa1kmO0v_cFNgsnv8g1s6bGI/s72-c/cahaya%20syabab.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2025/11/cahaya-syabab-di-medan-dakwah.html
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2025/11/cahaya-syabab-di-medan-dakwah.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy