Sesungguhnya termasuk barakah ilmu atau berkembangnya ilmu adalah dengan engkau menyandarkan keutamaan kepada pemiliknya.
MENYANDARKAN FAEDAH KEPADA PEMILIKNYA
Sesungguhnya termasuk barakah ilmu atau berkembangnya ilmu adalah dengan engkau menyandarkan keutamaan kepada pemiliknya.
إِذَا أَفَـــــادَكَ إِنْسَـــانٌ بِفِائِدَةٍ … مِنَ الْعُلُوْمِ فأَدْمِنْ شُكْرَهُ أَبَـــدًا
وَقُلْ فُلَانٌ جَزَاهُ اللهُ صَالِحَةً … أَفَادَنِيْهَا وَأَلْقِ الْكِبْرَ وَالْحَسَدَا
Jika seseorang memberimu sebuah faedah ilmiah … Maka hendaklah selalu mensyukurinya selamanya
Katakan: Semoga Allah membalasnya kebaikan karena faedahnya … Dan buanglah sifat sombong dan kedengkian dari dalam dada
Janganlah kita mengenakan pakaian dusta dengan cara menyandarkan kepada diri kita, apalagi ke yang lainnya.
Misalnya ketika ada salah seorang ikhwah atau temanmu memberikan sebuah faedah yang engkau susah mendapatkannya dan lelah mencari-carinya, namun setelah dia menunjukkannya kepadamu engkau menyandarkan keutamaan itu kepada dirimu sendiri. Maka hati-hati dan waspadalah dari hal tersebut! Jadi kita harus mengakui hak itu bagi pemiliknya, agar Allah Azza wa Jalla memberkahi apa yang Dia karuniakan kepada kita. Kalau tidak, maka hal itu justru merupakan sebab hilangnya keberkahan ilmu. Dan setiap kali seseorang mentazkiyah dirinya secara dusta, maka hal itu akan semakin menampakkan kesalahan dan kedustaannya. Karena itulah maka sandarkanlah ilmu dan riwayat kepada siapa saja yang memberikannya kepadamu agar Allah memberkahi dirimu dan dirinya serta menambah karunianya kepadamu dan kepadanya.
Abu Ubaidah berkata: “Termasuk bentuk mensyukuri ilmu adalah ketika engkau mendapatkan sebuah faedah lalu ketika faedah tersebut disebut maka engkau mengatakan, ‘Saya dahulu tidak mengetahuinya dan tidak memiliki ilmu tentangnya, sampai si fulan yang memberikan faedah kepada saya demikian dan demikian.’ Semacam ini merupakan bentuk mensyukuri ilmu.”
Al-Imam An-Nawawy rahimahullah berkata: “Termasuk bentuk nasehat adalah dengan menyandarkan sebuah faedah yang asing bagimu kepada orang yang mengatakannya. Siapa yang berbuat demikian, maka akan diberkahi ilmu dan keadaannya. Namun jika dia mengesankan bahwa faedah yang dia dapatkan dari orang lain itu seakan-akan dia sendiri yang mengatakannya atau yang mendapatkannya, maka dia tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmunya dan tidak akan diberkahi keadaannya. Dan para ulama yang memiliki keutamaan senantiasa menyandarkan faedah-faedah itu kepada yang mengatakannya. Maka kita memohon kepada Allah Ta’ala agar selalu memberikan taufik kepada kita agar bisa melakukan hal tersebut.”
Sumber:
Ma’aalim fii Thariiqi Thalabil Ilmi, karya Dr. Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan, terbitan Daarul Ashimah, cetakan ke-6 tahun 1433, hal. 210-211
Alih bahasa: Abu Almass
http://forumsalafy.net/menyandarkan-faedah-kepada-pemiliknya/
Asy-Syaikh Rabi' bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:
انظروا إلى إمامة أحمد، كم عنده من الأدلة ومن الحجج والبراهين، وقاوم أهل البدع أكثر من عباس النرسي هذا، لكن الله فطنه للحجة من هذا الحديث فعرف الإمام أحمد فضل هذا الرجل، لأنه نبهه إلى هذه الحجة، ولم ينسبها لنفسه كما يفعله بعض الناس.
"Lihatlah keimaman Ahmad (bin Hanbal), betapa banyak dalil, hujjah, dan burhan (argumen) yang beliau miliki, dan beliau lebih banyak melawan ahli bid'ah dibandingkan Abbas an-Nursy ini. Tetapi Allah memahamkannya untuk mendapatkan hujjah dari hadits ini, sehingga al-Imam Ahmad mengetahui keutamaan orang ini, karena dialah yang mengingatkan beliau kepada hujjah ini, dan beliau tidak menyandarkannya kepada diri beliau sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang."
Adz-Dzari'ah, I/378.
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=41446
WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
Jazakumullah khairon barakallah fiikum atas faidah nya
BalasHapus